Pages

Rabu, 29 April 2009

Uniknya Cinta

"Ciat...,uhgt..., akh..., ciat...."
"Come on guys, you can do it!"
"Satu poin untuk sudut merah."
Hiruk pikuk turnamen taekwondo "UI Rektor Cup" masih terngiang jelas ditelingaku. Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat, dan aku masih belum bisa melupakan bayangan indah awal pertemuaan ku dengan seorang wanita cantik yang sudah hampir 2 tahun ini menjadi 'the only beloved wife' dalam hidupku.

Waktu itu di awal Desember 2002.

"P3K mana? Tolong nih, temen gue cedera, sepertinya kena patah tulang.Buruan tolong!"
"Sabar, kami akan urus." Jawab seorang cewek dari arah belakang ku.
Gile! Ini cewek manis amat, kayaknya gue naksir nih. Bisikku dalam hati. Oh ya hampir lupa. Namaku Teguh, mahasiswa jurusan pisikologi UI, dan nih cewek manis anggota P3K turnamen taekwondo ini. Yang cedera anggota tim ku dan aku adalah pelatih tim ini.

"Kamu enggak papa Tommy?"
"Apanya yang enggak papa, sakit nih!"
"Tom, cewek yang tadi manis juga ya? Kayaknya boleh juga tuh."
"Hey, Guh! Kalau mau gebet cewek liat-liat dong. Temen lagi kena musibah, elo malah enak-enakan perhatiin cewek."
"Iya, tapi kan enggak salah kalau sambil nyelem cari ikan. Lumayan bisa dijual di pasar tuh."
"Cari ikan? Emang cewek tadi ikan. Udah entar aja kalau mau cari ikan, urus aku dulu."

Gagallah rencanaku untuk pendekatan ke tuh cewek manis gara-gara Tommy. Padahal tadi aku pingin tanya nomor telpon dan namanya, tapi Tommy ribut mulu sih. Tapi kalau dipikir-pikir,Tommy berjasa juga. Karena kalau ia enggak cedera, mana mungkin aku ketemu cewek manis tadi ya.Akhirnya dengan sedikit kecewa, aku mengantarkan Tommy ke rumah sakit.

Seiring berjalanya waktu, aku akhirnya tau kalau sang gadis manis bernama Vebi, anak fakultas ekonomi yang hobi olahraga taekwondo. Tapi yang bikin sebel katanya dia uda punya pacar. Habiskan gue! Tapi namanya uda jatuh hati, tetep aja perburuan 'berlanjut', soalnya sejak pertama kali jumpa, aku uda punya keinginan untuk dapetin nih cewek.

Awal Mei 2003.
Aku pergi ke sebuah percetakan milik teman ku untuk membuat brosur. Disana ternyata aku bertemu lagi dengan Vebi. Ia ingin membuat kartu namanya. Dan ternyata lagi, teman ku pemilik percetakan adalah temannya juga. Dunia ini memang sempit lho.

Hari itu Vebi kelihatan jauh lebih manis dari saat kami pertama kali bertemu waktu acara turnamen dulu. Waktu turnamen, Vebi memakai baju seragam taekwondo, tapi sekarang ia memakai baju 'barong', dengan paduan celana jeans, dan sepatu sport. Tomboy juga ni cewek, pikir ku dalam hati. Ia sedang asik mengutak-atik komputer untuk membuat disain gambar kartu namanya. Ia pinter lho ngedisain kartu nama. Lagi asik ngeliatin Vebi, Riyo, pemilik percetakan, datang menghampiri aku.

"Hai kak Teguh. Uda lama enggak kelihatan. Kemana aja?"
"Biasa lah, ngurus kerjaan."
"Ada perlu apa, nih?"
"Aku mau buat brosur untuk tempat kursusku. Bisa kan?"
"Bisa dong, cuma brosur ini."
"Hey, Yo. Itu cewek temen lo ya?"
"Oh, Vebi? Iya. Emangnya kenapa?"
"Enggak cuma tanya aja."

Dalam hati aku bersorak. Ini adalah kesempatan emas untuk mendekatinya. Aku memutar otak mencari cara untuk dapat ngobrol dan mengetahui tentang siapa dia lebih dalam lagi. Akhirnya ku dapatkan ide yang cemerlang.

"Yo, makan siang yuk? Udah siang nih?"
"Aku dah makan siang kak."
"Makan lagi deh. Aku traktir. Tapi kamu harus ajak Vebi." Pintaku sedikit berharap.
"Oh, aku ngerti." Riyo tersenyum paham. Lalu ia pun mengajak Vebi untuk makan siang.
"Ve, makan siang yuk? Ditraktir kak Teguh ni, rugi kalau enggak mau."
"Enggak ah, uda makan."
"Ayo dong makan lagi. Temenin aku dan kak Teguh ya?"
"Males."

Setelah memaksa cukup lama, akhirnya Vebi mau juga untuk ikut makan siang. Kami pun pergi ke sebuah restoran padang yang terletak tidak jauh dari percetakan. Disinilah awal kedekatan ku dan Vebi dimulai. Ups! Hampir lupa. Aku sebenarnya bisa meramal nasib dengan liat garis tangan seseorang lho. Dan cara ini pula yang aku pakain untuk memikat hati Vebi. Tiada disangka dan tiada diduga. Cara ini ternyata berhasil. Lalu kamipun saling bertukaran kartu nama.

Di sela-sela pembicaraan, akhirnya aku tau bahwa ia tidak suka anak pisikologi, dan katanya lagi saat kami pertama kali ketemu dulu di turnamen, ia menganggap aku sebagai cowok yang sok menguasai keadaan. Tengsin deh gue! Bukannya nyerah, hal ini malah membuat aku semakin ingin mendapatkan dia. Awas lho! Bisik tekad ku dalam hati.

Dua hari kemudian.
Telpon bedering.”Kring...kring...kring...”
“Hallo, ingin bicara dengan siapa?”
“Kak Teguh ada. Ini Vebi.”
“Hai, Ve! Ada apa? Kok tumben nelpon. Kangen ya?”
“Enggak. Cuma ada perlu aja.”
“Perlu apa?”
“Ini, Vebi ingin kursus bahasa Jepang. Kak Teguh bisa bantukan?”
“Oh, itu! Bisa dong. Datang aja ke kursus. Alamatnya ada dikartu nama yang pernah kakak kasi dulu, nanti pasti kakak bantu.”
“Oke, deh! Sampai ketemu nanti ya!”

Seketika hatiku bersorak girang. Ini kemajuan besar, pikirku dalam hati. Vebi udah mau nelpon aku dan malah kami akan ketemu. Tak lama kemudian Vebi tiba di kursus tempat aku bekerja dengan mengendarai motor. Tentunya aku sambut dengan bahagia dan kuberi servis yang memuaskan.

Sejak saat itu kami jadi sering saling telpon, dan semakin dekat. Aku juga akhirnya mendengar langsung pengakuan Vebi bahwa ia sudah punya pacar. Vebi juga sering curhat ke aku tentang pacarnya itu. Jadilah aku tempat curhatnya.

Tanggal 06Juni 2003.
Vebi menelponku untuk megundang dalam acara ulang tahunnya yang akan berlangsung pada tanggal 07 Juni nya. Waktu itu adalah ulang tahunnya yang ke 22 tahun. Di undang ulang tahun tentunya seneng dong, tapi aku harus datang telat karena harus bekerja dahulu.

“Hallo, Ve. Ini aku Teguh. Maaf ya ,aku kayaknya datang telat nih. Karena aku harus kerja dulu.”
“Enggak apa-apa, kok.”
“Apa aku masih boleh datang, nih?”
“Boleh dong. Datang aja, kutunggu ya?”
“Oke, deh!”

Karena aku belum punya kendaraan, aku nyewa ojek seharga Rp. 20.000.- untuk 2 jam sewa. Dengan semangat dan modal nekad, karena aku belum pernah ke rumahnya sebelumnya. Akupun berangkat. Tapi karena enggak tau jalan, akupun kesasar. Tanya sana tanya sini, lihat sana lihat sini, akhirnya tanyak lagi. Tapi aneh, walau sudah tanya sana sini, tetap aja enggak ketemu. Sampai akhirnya aku ketemu orang yang berlogat batak.

“Selamat malam, Pak.”
“Malam. Ada yang bisa saya bantu?”
“Mau numpang tanya alamat. Apa bapak tau rumahnya Vebi?”
“Vebi?”
“Iya. Dia hari ini ngadain pesta ulang tahun.”
“Kalau daerah sini yang lagi ada acara ulang tahun itu bukan Vebi, tapi Lia. Coba aja ke sana. Rumahnya di sudut jalan ini.”
“Terima kasih, Pak.”
“Sama-sama.”
Ternyata benar. Vebi kalau dilingkungannya dikenal dengan nama Lia. Akupun sampai di rumah Vebi sekitar jam sembilan malam. Tamu-tamu sudah banyak yang pulang, dan makanannya juga sudah hampir habis. Vebi tidak mengundang banyak orang, hanya beberapa teman dan anak yatim.

Oktober 2003.
Kabar yang mungkin sudah lama ingin aku dengar akhirnya kuterima juga. Vebi akhirnya putus dari pacarnya. Aku tidak tahu harus senang atau sedih. Di satu sisi aku senang karena kesempatanku mendekati Vebi semakin terbuka lebar. Tapi di sisi lain aku juga sedih karena Vebi pasti sedih akan hal ini. Sebagai seorang teman aku coba menghiburnya dengan selalu memberi dukungan dan dorongan semangat.

Pertengahan Nopember 2003.
Aku sedang berada di sebuah hotel bersama adik lelaki ku, lagi fitness ceritanya, tiba-tiba aku mendapat telpon dari Vebi. Ia mengalami kecelakan dan ingin aku segera datang untuk membantunya. Saat itu aku sudah punya motor sendiri, maka aku langsung saja pergi. Mobil yang dikendarai Vebi ditahan polisi, dan aku satu-satunya orang yang mengurus segalanya. Tau enggak? Aku juga orang pertama yang di telpon Vebi, lho!

Awal Desember 2003.
Setelah kejadian itu, aku semakin berani menunjukkkan perhatianku ke Vebi. Uda lebih berani datang berkunjung, bahkan pada pagi hari. Orang tua Vebi juga welcome terhadapku. Dan karenanya aku lebih mudah untuk akrab dengan keluarganya. Rasa yang selama ini aku tahan pun sudah berani aku tunjukkan. Aku ingin menimbulkan kesan bahwa aku serius terhadap perhatian ku kepadanya. Aku juga semakin berani menunjukkan rasa sayangku kepadanya. Satu hal yang berani berani aku lakukan adalah menyatakan langsung perasaan ku kepada Vebi.

Melihat kedekatanku dengan Vebi, orang tua Vebi kemudian langsung bertanya tentang hubungan apa yang ada antara aku dan anak mereka. Akhirnya, belum sempat omong ke Vebi, aku harus ngaku di depan bokapnya .

“Saya lihat kamu akrab ya dengan Vebi. Boleh Bapak tau kenapa?”
“Saya sayang ama anak Bapak dan ingin serius menjalin hubungan.”
“Oh, begitu.”

Januari 2003.
Hari yang belum pernah ku bayangkan sebelumnya tiba-tiba aja terjadi. Bokap Vebi ‘nembak’ aku untuk menikah dengan aja dengan anaknya.

“Nak Teguh emang serius sayang ama Vebi?”
“Iya. Emangnya kenapa Pak?”
“Kalau begitu kenapa tidak menikah saja?”
“Saya ingin, tapi saya mau mapan dulu sebelum menikah.”
“Sekarang nak Teguh uda kerjakan?”
“Sudah.”
“Penghasilannnya berapa sebulan?” Pertanyaan ini kujawab dengan menyebut beberapa digit rupiah sambil malu-malu.
“Kalau segitu cukup. Menikah juga tidak perlu mapan, tapi niat baik.”
“Iya, Pak. Saya tahu.”
“Jadi kalau begitu mau kan menikah saja dengan Vebi?”
“Memangnya Bapak ada hari yang baik?”
“Habis lebaran Haji?.”
“Baik!" Aku menjawab pertanyaan itu dengan tegas. Lalu,"Lebaran haji itu bulan berapa Pak?”
“Bulan Februari.”

Seperti disambar petir waktu mendengar bokap Vebi mengatakan bulan Februari itu, karena saat itu sudah bulan Januari. Berarti tinggal satu bulan lagi. Karena tidak ingin malu di depan 'camer', aku tetap bersikap wajar sambil menyembunyikan keterkejutan ku.

“Kalau begitu saya harus bicara dulu dengan oranga tua saya Pak.”
“Itu sudah pasti! Baik. Kami tunggu kabar dari kamu secepatnya.”
“Baik, Pak!”

Sepulang dari rumah Vebi, aku tidak langsung ke rumah. Aku pergi ke rumah kakak ku yang sudah menikah dan konsultasi dengan kakak iparku tentang masalah ini.

“Kamu serius mau nikah ama ni cewek Guh?”
“Serius.”
“Emang uda lama kenalnya? Karena menikah itu bukan untuk sehari dua hari, tapi untuk selamanya lho.” Kakak ku menambahkan.
“Tau ama ni cewek uda lama, dekatnya uda hampir setahun lebih.”
“Kalau begitu kamu harus diskusikan ini dengan anggota keluarga yang lainnya, Guh.”
“Pasti lah!”

Keluargaku pun berkumpul untuk mendiskusikan masalah ini. Tentu saja sebagian keluarga bingung dan penasaran siapa calon istri ku ini. Aku pun bercerita panjang lebar tentang siapa Vebi, bagaimana kami ketemu, dan sebagainya-sebagainya. Setelah diskusi yang panjang, orang tua ku menelpon keluarga Vebi untuk membuat janji ketemu. Pertemuan dua keluarga pun terjadi, dan di putuskan bahwa kami akan menikah pada tanggal 19 Februari 2004.

19 Februari 2004.
Lalu pada saat tanggal yang telah ditetapkan aku pun menikah dengan Vebi, gadis yang dengan susah payah aku dapatkan. Walau harus menunggu dan bersabar, toh akhirnya aku bisa mendapatkannya. Setelah ijab kabul maka resmilah Vebi telah menjadi istriku. Aku berjanji dalam hati akan selamanya sayang dan cinta ke Vebi. Bagiku pernikahan ini adalah yang pertama dan yang terakhir, dan Vebi juga adalah istri pertama dan terakhir buat ku.

21 Februari 2004
Setelah akad nikah yang kami lakukan pada hari sebelumnya, acara kami lanjutkan dengan resepsi pernikahan kami. Saat itu aku mungkin adalah satu-satunya laki-laki yang paling bahagia di dunia ini.

Kini hampir dua tahun pernikahan kami, dan kami juga sudah dianugerahi seorang putri yang manis, aku masih ingat dengan jelas kisah cinta kami ini. Uniknya asmara memang bisa terjadi pada siapa saja. Hari ini terjadi padaku, tapi mungkin esok akan terjadi pada mu. Siapa yang tahu

Jumat, 24 April 2009

Zh3M_AnT1 in LovE






Kehadiranmu
Kehadiran dirimu begitu berarti bagiku
Cintamu dan cintaku berpadu jadi satu
Kini kau berikan cinta dan kasih sayangmu sepenuhnya disaat ku begitu cinta dan merindukan dirimu
Hanya kau yang mengerti perasssanku
Ku ingin kau slalu ada
Ku ingin kau selalu dekat
Memberi rassa cinta penuh damai dipelukan kasih sayang
Mungkin ku tak selalu disampingmu
Mungkin ku tak selalu kirim sms untuk ucapkan met bobo
Tapi............
Ku pasti menemani dirimu saat dirimu tertidur
Ku menemanimu dengan kasih sayang dan rinduku padamu
Tanpa dirimu tak ada guna ku hidup
Kini...........
Ku tak sanggup tuk kehilangan dirimu
Karna dirimu adalah nyawaku
Dan
Percayalah kita pasti bersatu

Special only for my love
Anty.,.,.,.,..,.,..




POSTING BY ZHEM



Kehadiranmu

Saat ku duduk termenung di tempat ini
aku melihat akan kehadiran diri mu
seiring dengan gemerlipnya bintang
seindah pancaran sinar bulan purnama

engkau datang menemaniku
kita lewati malam ini dengan taburan bintang di angkasa
engkau curahkan semuanya pada ku

kita berjalan bersama diatas roda kehidupan
janganlah engkau ragu akan kebersamaan kita
tetaplah engkau menemani setiap jengkal langkah hidup ku

karna ku tahu hanyalah engkau yang sanggup menemaniku
hanya engkau yang sanggupmengerti hati ini



Ungkapan HatiQ for my love
zhem_free05

Jumat, 17 April 2009

Ungkapan Hati



LUKA HATI..

Saat kau menjadi raja dihatiku...
serasa ku menjadi ratu dihatimu...
perasaan cintamu adalah hidupku...
kata rindumu adalah semangatku..
kau telah memberi warna dalam hidupku...
menerangi setiap langkahku...


Namun kali ini...
kuterhempas karena cintamu...
kuhitung detik...telah berganti menit...
luka hati ini tak juga menghilang...
kuhitung menit...telah berganti jam...
luka hati ini tak juga terlupakan...
kuhitung jam...telah berganti hari...
namun luka hatiku semakin menganga...


tidak ada lagi mimpi...
tidak ada lagi kasih sayang...
tidak ada lagi harapan...

yang mampu menerangi langkahku...
ku terseok...
tak sanggup lagi untuk melangkah...

pernah ku bertanya padamu...

apa arti rindu...

kau hanya geleng kepala...
pernah ku bertanya padamu...
apa arti cinta...

kau hanya diam seribu bahasa....
kini ku telah tahu jawabnya...

setelah kau pergi meninggalkanku...
by ZhEm


SPONGEBOB
S-emakin sering aku menangis
P-erih itu semakin menyayat hati
O-h kasih kenapa kau tinggalkan aku

N-amaku tak kau ingat lagi

G-elora cintaku tak kau lihat lagi

E-ntah kenapa aku masih mencintaimu

B-erapakali aku harus mengatakan

O-rang-orang tak lagi kupedulikan, tapi...

B-agimu aku hanya masa lalu
by ZhEm

HIKAYAT ASMARA
Selama perjalanan ini
kukatakan satu hal yang akan kamu lupakan dalam hidup.
Dalam lembar-lembar kumuh
yang tersuruk dan kenangan terpuruk
O betapa kupastikan selembar asmara
tertinggal di antara kursi yang sering kamu tempati
Lalu kuselipkan sebuah kalimat di saku belakang
..
Jika esok aku menemukanmu akan kusampaikan dengan sepenuh raga bahwa rindu membandang telah bertandang datang seperti alur air sungai yang menuju tanjung asmara.....
By ZhEm